Sabtu, 04 Agustus 2018

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Jejaring Sosial Pendidikan www.quipper.com Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung bagi Peserta Didik Kelas IX A SMP Batik Surakarta Semester 1 Tahun 2016/2017

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Jejaring Sosial Pendidikan www.quipper.com Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung bagi Peserta Didik Kelas IX A SMP Batik Surakarta Semester 1 Tahun 2016/2017 


 Ceket Palupi Suroso, M.Pd Guru Matematika SMP Batik Surakarta 
Email: cpsuroso_smpbatik@yahoo.com 

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Jejaring Sosial Pendidikan www.quipper.com Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung bagi Peserta Didik Kelas IX A SMP Batik Surakarta Semester 1 Tahun 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IXA SMP Batik dengan jumlah siswa 32. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan melalui empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, dengan memanfaatkan media www.quipper.com. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, catatan lapangan, tes dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan deskripif dengan mean (rata-rata) dan persentase ketuntasan keseluruhan siswa. Hasil penelitian dari pemanfaatan www.quipper.com pada mata pelajaran Matematika kelas IX A SMP Batik Surakarta dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas ini dapat dilihat dari peserta didik yang aktif diskusi hanya 2 peserta dalam setiap kelompok atau 33,33% dan ketika guru bertanya hanya 3 dari 32 yang mengajukan pertanyaan atau 9,38 % saja. Sedangkan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu dari hasil pra siklus yang dalam tigas tahun untuk nilai ulangannya cenderung menurun yaitu 72, 71 dan 68 dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM baru 40%, 45% dan 30%. Pada siklus I dari 32 anak 29 anak menyatakan senang memanfaatkan quipper disamping rata-rata kelas naik menjadi 79,13 dan pada siklus II naik menjadi 86,00. Pada siklus I persentase ketuntasan keseluruhan siswa meningkat menjadi 62,50% atau 20 dari 32 siswa, kemudian pada siklus II meningkat kembali menjadi 87,50% atau 28 dari 32 siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Matematika mulai tahap pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Dengan demikian pemanfaatan www.quipper.com dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IX A SMP Batik Surakarta.

Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika, www.quipper.com 

PENDAHULUAN 

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa aktivitas belajar matematika peserta didik masih rendah. Hal ini dapat dilihat antara lain dari fakta bahwa ketika peserta didik melaksanakan pembelajaran di kelas masih relatif pasif. Sebagai contoh, ketika guru meminta peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan suatu konsep materi ternyata hanya sebagian kecil peserta didik yang mau berdiskusi sedangkan peserta didik yang lain hanya menyalin konsep yang ditemukan teman-temannya dalam satu kelompok. Jika satu kelompok terdiri dari 6 peserta didik, hanya 2 peserta didik yang aktif berdiskusi atau hanya 33,3% saja. Aktivitas belajar matematika peserta didik yang masih rendah juga terlihat ketika peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, ternyata hanya 3 dari 32 peserta didik yang mengajukan pertanyaan, atau hanya 9,375% saja. PTK ini dilakukan juga berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa rerata hasil peserta didik kelas IX A SMP Batik Surakarta untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung selama tiga tahun ajaran terakhir masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 seperti yang terlihat dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Kelas IX A untuk Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Keterangan T.A. 2013/2014 T.A. 2014/2015 T.A. 2015/2016 Nilai Tertinggi 79 78 73 Nilai Terendah 67 68 60 Nilai Rerata 72 71 68 Rentang Nilai 12 10 13 Peserta didik yang mencapai KKM 16 = 40 % 18 = 45 % 12 = 30 % Hasil belajar peserta didik yang rendah tidak terlepas dari faktor guru yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan belum menggunakan media pembelajaran yang dapat memacu peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung sebagian besar masih menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Guru menjelaskan materi-materi pembelajaran, lalu menuliskan materi pembelajaran di whiteboard, setelah itu peserta didik menyalin materi pembelajaran yang ditulis guru di whiteboard. Pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan pada proses pembelajaran akan membantu penyampaian pesan-pesan yang terkandung dalam materi pembelajaran dan dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2009: 4) yang mengatakan bahwa hubungan komunikasi, termasuk proses pembelajaran akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media. Dengan demikian, pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com pada proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta didik. Pemberian tindakan kepada peserta didik, yaitu pemanfaatan media www.quipper.com pada proses pembelajaran juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Hasil yang diharapkan adalah peserta didik dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Masalah yang ada dalam proses pembelajaran matematika membutuhkan solusi atau tindakan yang dapat dibagi menjadi dua. Tindakan pertama adalah menggunakan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com dengan menerapkan metode pembelajaran nonceramah di sekolah dengan di kelompokkan (1 kelompok dengan 1 laptop terhubung ke internet). Sedangkan tindakan kedua adalah menggunakan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com dengan menerapkan metode pembelajaran nonceramah di sekolah tanpa dikelompokkan (1 anak memanfaatkan 1 komputer di laboratorium yang terhubung internet). 

KAJIAN TEORETIS 

Hakikat Media Pada dasarnya tugas guru adalah mengkomunikasikan pengalaman kepada peserta didik. Ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu melalui pendengaran dan melalui penglihatan. Media pengajaran dapat membantu dalam kedua cara tersebut. Oemar Hamalik (2008: 201) mengemukakan bahwa media yang digunakan untuk membantu peserta didik belajar melalui pendengaran disebut media pendengaran (aural aids), sedangkan media untuk membantu peserta didik melalui penglihatan disebut alat bantu penglihatan (visual aids). Menurut Sharon, dkk (2005: 9), media adalah alat komunikasi dan sumber informasi (A medium is a means of communication and source of information). Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach dan Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2009: 3) mengatakan bahwa apabila dipahami secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dengan demikian, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Hakikat jejaring sosial pendidikan www.quipper.com Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (individu dan organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Quipper School adalah platform pembelajaran online yang memfasilitasi siswa dalam proses belajar, serta mendukung guru dalam mengelola kelas. Dengan memanfaatkan teknologi, Quipper School membantu meringankan beban guru dalam: 1. Mengelola kelas. 2. Mengirim tugas ke siswa. 3. Mengoreksi, menganalisa, dan menilai hasil pekerjaan siswa secara efisien. 4. Merangkum performa individual siswa. Quipper School ingin memberdayakan guru sehingga dapat fokus untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi kepada generasi masa depan. Dengan demikian, jejaring sosial pendidikan www.quipper.com dapat diartikan sebagai sebuah struktur sosial pendidikan yang dibentuk dari simpul-simpul pendidikan yang dijalin oleh dan antar guru, siswa secara online yang digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar dengan menggunakan www.quipper.com. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com diartikan sebagai sebuah media yang menyenangkan untuk membantu peserta didik dalam belajar. Hakikat Aktivitas Belajar Dalam belajar diperlukan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas (Sardiman, 2010: 96). Karena itulah, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Frobel dalam Sardiman (2010: 96) mengatakan bahwa dalam dinamika kehidupan manusia, berpikir dan berbuat sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan tersebut. Ilustrasi ini menegaskan bahwa dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Montessori dalam Sardiman (2010: 96) menyatakan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri dan membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan peserta didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah peserta didik itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh peserta didik. Rousseau menjelaskan bahwa segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dan penyelidikan sendiri (Sardiman, 2010: 96-97). Penjelasan ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli tersebut di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik harus aktif berbuat. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas belajar memiliki beberapa prinsip. Prinsip-prinsip aktivitas belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seorang peserta didik, maka dapat diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam pembelajaran, yaitu peserta didik dan guru. Berdasarkan sudut pandang ilmu jiwa, aktivitas belajar dibagi menjadi dua pandangan yaitu Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern. Hasil Belajar Menurut Taksonomi Bloom dkk (1956), “hasil belajar terdiri dari tiga domain” (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26-32). Pertama adalah domain kognitif yang berhubungan dengan kemampuan intelektual. Kedua adalah domain afektif yang berhubungan dengan perhatian, sikap dan nilai. Ketiga adalah domain psikomotor yang meliputi keterampilan motorik dan gerak fisik. “Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, ternyata faktor guru dan cara mengajar sangat berperan” (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008: 5). Dalam hal ini, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek yang diajarkan, memiliki keterampilan bertanya yang baik, adanya penekanan dalam pengajaran, mampu menerapkan strategi pengelompokan yang seimbang, memiliki tujuan yang jelas, dapat memanajemen waktu dengan baik, mampu membuat perencanaan yang efektif, mampu mengorganisasi kelas dengan baik, dan mampu menggunakan orang dewasa lain secara efektif di kelas. Dari uraian di atas, maka hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh peserta didik setelah belajar dan mengikuti proses pembelajaran, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu proses belajar dikatakan berhasil baik apabila dapat menghasilkan hasil belajar lebih baik pula. Dalam hal ini faktor guru dan cara mengajar turut menentukan baik-tidaknya hasil belajar. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Materi pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah materi tabung yang merupakan bagian dari materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pada materi tabung, dibahas tentang rumus unsur-unsur, luas dan volumenya. 

METODOLOGI PENELITIAN 

Waktu Penelitian Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini diuraikan dalam tabel 7 berikut. Tabel 7. Waktu Penelitian Tindakan Kelas No. Uraian kegiatan Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agust 2016 Sept 2016 Okt 2016 01. Menyusun Proposal PTK 02. Menyusun Instrumen Penelitian 03. Pengumpulan Data dengan Melakukan Tindakan: a. Siklus I b. Siklus II 04. Analisis Data 05. Pembahasan/Diskusi 06. Menyusun Laporan Hasil PTK 07. Pengumpulan Laporan PTK Pengumpulan data atau pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2016 karena materi pembelajaran yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini disajikan kepada siswa pada bulan Juli dan Agustus 2016. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IX A SMP Batik Surakarta Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan di SMP Batik Surakarta karena peneliti adalah guru matematika SMP Batik Surakarta dan mengajar di kelas IXA dengan subjeknya adalah 32 peserta didik di kelas tersebut iri dari 18 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Sumber Data Sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil nilai ulangan harian pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data ini merupakan data kuantitatif. Data sekunder berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat (guru kolaborasi), jurnal guru kolaborasi, dan jurnal peserta didik. Data ini merupakan data kualitatif. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa teknik tes dan nontes. Teknik tes dilaksanakan secara tertulis dengan menggunakan soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Teknik nontes dilaksanakan dengan melakukan observasi, catatan jurnal guru, dan jurnal peserta didik. Alat Pengumpulan dan Validasi Data Alat pengumpulan data pada teknik tes berupa butir soal tertulis berbentuk pilihan ganda. Alat pengumpulan data pada teknik nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal guru kolaborasi, serta jurnal peserta didik. Sedangkan validasi datanya yaitu data kuantitatif divalidasi dengan kisi-kisi soal dan instrumen/alat tes/ evaluasi serta data kualitatif yang divalidasi melalui triangulasi sumber, yaitu hasil observasi guru kolaborasi, jurnal guru kolaborasi, dan jurnal peserta didik. Analisis Data Analisis data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Berdasarkan perbandingan tersebut peneliti dapat mengetahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik yang sedang diteliti. Analisis data kualitatif hasil observasi, jurnal guru kolaborasi, dan jurnal peserta didik menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan hasil observasi dan jurnal guru kolaborasi maupun peserta didik dapat diketahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas belajar matematika peserta didik pada pembelajaran menggunakan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com. Indikator Kerja Aktivitas belajar matematika peserta didik masih rendah yang ditunjukkan oleh fakta sedikitnya peserta didik yang mau bekerja sama sedangkan peserta didik yang lain hanya menyalin konsep yang ditemukan teman-temannya dalam satu kelompok. Jika satu kelompok terdiri dari 6 peserta didik, hanya 2 peserta didik yang aktif bekerja sama atau hanya 33,33% saja. Aktivitas belajar matematika peserta didik yang masih rendah juga terlihat ketika peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, ternyata hanya 3 dari 32 peserta didik yang mengajukan pertanyaan, atau hanya 9,38% saja. Kondisi nilai ulangan harian peserta didik kelas IX A SMP Batik Surakarta semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka ditentukan target yang diharapkan yaitu sebanyak 24 peserta didik atau 75% peserta didik dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75 sehingga ditargetkan setelah pelaksanaan dua siklus tindakan kelas, nilai rerata 68 dapat naik menjadi 75. 

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN HASIL TINDAKAN

Berdasarkan hasil tes evaluasi siklus II, Hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas dan nilai rata-rata siswa dari 79,13 pada siklus I menjadi 87,50 pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari akhir 56% pada siklus I menjadi 92% pada akhir siklus II. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Aspek yang diamati Jumlah siswa Pra siklus Jumlah siswa siklus I Jumlah siswa siklus II Diskusi 2 dari 6 siswa 4 dari 6 siswa 30 siswa Aktif bertanya 3 dari 32 siswa 8 dari 32 16 dari 32 Tuntas 20 28 Tidak Tuntas 12 4 Persentase di atas KKM 40%,45%,30% 62,50 87,50 Rata-rata 75 79,13 86 Peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari hasil tes evaluasi siklus I dan siklus II. Rata-rata skor hasil belajar siswa meningkat dari skor pra siklus yaitu 75,00 menjadi 79,13 pada siklus I dan 86,00 pada siklus II. Jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan dari 40%, 45% dan 30% pada pra siklus menjadi 62,50% pada siklus I dan 87,50% pada siklus II. Sedangkan peningkatan aktivitas siswa juga bisa dilihat dari aspek diskusi dan bertanya yang teramati. Pada pra siklus hanya 2 dari 6 siswa dalam kelompok yang berdiskusi dan hanya 3 dari 32 siswa yang aktif bertanya, meningkat menjadi 4 dari 6 siswa dalam kelompok yang berdiskusi dan 8 dari 32 siswa yang aktif bertanya pada siklus I dan menjadi 30 siswa yang diskusi serta 16 dari 32 siswa yang aktif bertanya pada siklus II. Pembahasan Hasil penelitian tindakan kelas memanfaatkan www.quipper.com dalam pembelajaran bangun ruang sisi lengkung di kelas IXA SMP Batik Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dari data-data yang diperoleh dan dianalisis, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah mencapai tujuan yang diinginkan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru agar terampil dalam menggunakan variasi media sehingga menambah pengetahuan guru dan peneliti supaya dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, menyenangkan bagi sisiwa. Sedangkan bagi siswa, akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru karena dengan memanfaatkan www.quipper.com pembelajaran matematika yang membuat pusing dan jenuh dikemas dalam penyampaian dengan media online yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 

KESIMPULAN 

Berdasarkan teori, Media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com diartikan sebagai sebuah media yang menyenangkan untuk membantu peserta didik mempelajari matematika. Dalam media ini, peserta didik dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk melalui prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama memanfaatkan media. Berdasarkan kenyataan, pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com benar-benar melibatkan peserta didik secara aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga hasil belajar matematika peserta didik meningkat. Jadi, berdasarkan teori dan kenyataan, pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com dapat meningkatkan kompetensi bangun ruang sisi lengkung dalam mata pelajaran matematika bagi peserta didik kelas IX A SMP Batik Surakarta pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Implikasi Berdasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diimplikasikan bahwa pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com dapat digunakan oleh guru-guru Matematika, khususnya untuk meningkatkan kompetensi bangun ruang sisi lengkung. Namun, tidak menutup kemungkinan pemanfaatan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com juga tepat untuk meningkatkan kompetensi yang lain. Dengan memanfaatkan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com peserta didik dilatih bekerja sama, berpikir kritis, dan memecahkan permasalahan sebagaimana yang terjadi dalam dunia nyata. Saran Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Bagi peserta didik, kompetensi unsur-unsur, luas permukaan dan volume tabung dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan media jejaring sosial pendidikan www.quipper.com. 2. Bagi guru, penelitian ini memberikan wawasan untuk memilih media dan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan peserta didik. 3. Bagi sekolah, hendaknya mendukung guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Bila banyak guru yang melakukan penelitian tindakan kelas, mutu sekolah akan meningkat karena memiliki banyak guru yang profesional. 

DAFTAR PUSTAKA 

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 
A.M., Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. 
Chang, Raymond. 2005. Matematika Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga 
De Porter, Bobbi; Reardon, Mark; and Nourie, Sarah Singer. 2001. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. 
E. Smaldino, Sharon, dkk. 2005. Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Education, Inc. 
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. ______. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muijs, Daniel dan Reynolds, David. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. 
Stony Brook University and Franklin and Marshall College. 2006. Process-Oriented Guided-Inquiry Learning. http://www.matcmadison.edu. 
Sudarmanto, R. Gunawan. 2008. Didaktika Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran, Volume 9, Nomor 2, Mei 2008 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Manajemen dengan Peningkatan Kooperatif (Think-Pair- Share) Mahasiswa Pendidikan Akuntansi. 
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 
Sy, Zahera. 2000. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 7 nomor 1 Februari 2000 Cara Guru Memotivasi dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran. 
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

0 Comments:

Hubungi Kami | Mencari Uang secara Online?