Ada petuah yang sangat berharga mengenai pentingnya penguasaan bahasa, yaitu “jika ingin mengenal suatu bangsa, kuasailah bahasanya”. Petuah ini mempunyai arti bahwa jika kita ingin mengenal, memahami, atau bahkan berdialog dengan suatu bangsa, baik manusia maupun binatang, maka kuasailah bahasanya. Jika kita ingin berdialog dengan orang Inggris, maka kuasailah dan gunakanlah bahasa Inggris. Jika kita ingin berdialog dengan orang Malaysia, maka kuasailah dan gunakanlah bahasa melayu. Jika kita ingin berdialog, mengerti, atau memahami ayat-ayat Qualiyah, yaitu al-Qur’an, maka kuasailah bahasa Arab. Lalu, jika kita ingin berdialog, mengerti, atau memahami ayat-ayat kauniyah, yaitu alam semesta, jagad raya dan isinya, maka bahasa apa yang harus kita kuasai? Bahasa apa yang harus kita gunakan untuk memahami? Jawabannya adalah MATEMATIKA.
Cobalah perhatikan tata surya. Perhatikan bentuk matahari, bumi, bulan, serta planet-planet yang lain. Semuanya berbentuk bola. Perhatikan bentuk lintasan bumi saat mengelilingi matahari, demikian juga lintasan-lintasan planet lain saat mengelilingi matahari. Lintasannya berbentuk elip. Berdasarkan fakta ini, tidaklah salah jika kemudian pada sekitar tahun 1200 Masehi, Galilio Galilie mengatakan “Mathematics is the language with wich God created the universe”. Melalui penelitian dan penelaahan yang mendalam terhadap fenomena alam semesta, ilmuwan pencetus Teori Big Bang, yaitu Stephen Hawking akhirnya mengikuti ungkapan Galilio dengan mengatakan “Tuhanlah yang menciptakan alam dengan bahasa itu (Matematika)”.
Jika kita melihat ke dalam Al-Qur’an, maka kita tidak akan terkejut atau mungkin akan mengatakan bahwa ungkapan Galilio ataupun Hawking adalah basi. Sekitar 600 tahun sebelumnya, Al-Qur’an sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 49 berikut
Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Semua yang ada di alam ini ada ukurannya, ada hitungan-hitungannya, ada rumusnya, atau ada persamaannya.
Ahli matematika atau fisika tidak membuat suatu rumus sedikitpun. Mereka hanya menemukan rumus atau persamaan. Albert Einstein tidak membuat rumus e = mc2, dia hanya menemukan dan menyimbolkannya. Rumus-rumus yang ada sekarang bukan diciptakan manusia, tetapi sudah disediakan. Manusia hanya menemukan dan menyimbolkan dalam bahasa matematika. Lihatlah bagaimana Archimedes menemukan hitungan mengenai volume benda melalui media air. Hukum Archimedes itu sudah ada sebelumnya, dan dialah yang menemukan pertama kali melalui hasil menelaah dan membaca ketetapan Allah SWT.
Pada masa-masa mutakhir ini, pemodelan-pemodelan matematika yang dilakukan manusia sebenarnya bukan membuat sesuatu yang baru. Pada hakikatnya, mereka hanya mencari persamaan-persamaan atau rumus-rumus yang berlaku pada suatu fenomena. Bahkan, wabah seperti demam berdarah, malaria, tuberkolosis, bahkan flu burung ternyata mempunyai aturan-aturan yang matematis. Sungguh, segala sesuatu telah diciptakan dengan ukuran, perhitungan, rumus, atau persamaan tertentu yang sangat rapi dan teliti.
Perhatikan Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 2
Artinya: …. Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Mengamati dan menemukan keteraturan, kecermatan, kerapian, dan ketelitian aturan atau hukum-hukum dalam alam semesta, Albert Einstien dengan penuh ketakjuban mengatakan ”Tuhan tidak sedang bermain dadu”. Tuhan tidak sedang main-main, tidak sedang melakukan percobaan, tidak bermain peluang dalam menciptakan alam semesta. Namun, ungkapan Einstien inipun sebenarnya juga basi, karena sekitar 1200 tahun sebelumnya Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 16 menyatakan
Artinya: Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.
Demikian juga dalam surat Ad-Dukhan ayat 38 disebutkan
Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.
Salah satu kegiatan matematika adalah kalkulasi atau menghitung, sehingga tidak salah jika kemudian ada yang menyebut matematika adalah ilmu hitung atau ilmu al-hisab. Dalam urusan hitung menghitung ini, Allah SWT adalah ahlinya. Allah SWT sangat cepat dalam menghitung dan sangat teliti. Kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT sangat cepat dalam membuat perhitungan dan sangat teliti.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 39 disebutkan
Artinya: Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 199 disebutkan
Artinya: Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 202 disebutkan
Artinya: dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 41 disebutkan
Artinya: Dia-lah Yang Maha cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 62 disebutkan
Artinya: Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.
Lalu, siapa yang dapat menghitung dengan cepat kalau bukan ahli matematika? Siapa yang dapat menentukan aturan-aturan, rumus-rumus, ukuran-ukuran, dan hukum-hukum jagad raya dengan begitu telitinya kalau bukan ahli matematika? Lalu, kalau Allah SWT serba maha dalam matematika, mengapa kita tidak mau mempelajarinya? Bagaimana kita memahami alam semesta yang menggunakan bahasa matematika kalau kita tidak menguasai matematika?
Ada ayat dalam Al-Qur’an yang secara tersirat memerintahkan umat Islam untuk mempelajari matematika, yakni berkenaan dengan masalah faraidh. Masalah faraidh adalah masalah yang berkenaan dengan pengaturan dan pembagian harta warisan bagi ahli waris menurut bagian yang ditentukan dalam Al-Qur’an. Untuk pembagian harta warisan perlu diketahui lebih dahulu berapa jumlah semua harta warisan yang ditinggalkan, berapa jumlah ahli waris yang berhak menerima, dan berapa bagian yang berhak diterima ahli waris.
Berkenaan dengan bagian yang berhak diterima oleh ahli waris, Al-Qur’an menjelaskan dalam surat An Nisa’ ayat 11, 12, dan 176. Ketentuan bagian yang berhak diterima oleh ahli waris disebut furudhul muqaddarah.
Untuk dapat memahami dan dapat melaksanakan masalah faraidh dengan baik maka hal yang perlu dipahami lebih dahulu adalah konsep matematika yang berkaitan dengan bilangan pecahan, pecahan senilai, konsep keterbagian, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutan terkecil (KPK), dan konsep pengukuran yang meliputi pengukuran luas, berat, dan volume. Pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut akan memudahkan untuk memahami masalah faraidh.
Diciptakannya matahari dan bulan salah satunya adalah agar manusia dapat mengetahui perhitungan waktu, sebagaimana firman Allah dalam QS Yunus ayat 5.
Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Masalah penentuan awal waktu shalat, awal bulan, awal tahun, pembuatan, bahkan arah kiblat secara tepat dan akurat banyak memerlukan bantuan matematika. Sesuatu yang sungguh tidak masuk akal adalah ketika ada seorang tokoh agama yang menetapkan awal waktu shalat dengan rubu’ tetapi membenci matematika. Dia tidak mengerti bahwa arti kata “rubu’” adalah seperempat, yaitu seperempat lingkaran. Dia tidak mengerti bahwarubu’ banyak melibatkan konsep trigonometri yang merupakan materi matematika. Apakah tidak aneh jika orang telah menggunakan matematika, tetapi menyatakan matematika ilmu kafir dan membencinya?
Jika umat Islam mau melihat ke belakang, melihat kembali masa-masa kejayaan Islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan, maka akan ditemui banyak tokoh-tokoh dari umat Islam yang telah begitu berjasa bagi dunia modern sekarang. Banyak tokok dari kalangan Islam yang telah memberikan sumbangan besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk matematika. Beberapa tokoh Islam yang terkenal sebagai matematikawan muslim antara lain, Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi (atau Al-Khwarizmi), Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Hasan Ibn Al-Haytham (atau Ibnu Haytham), Abu Rayhan Muhammad Ibn Ahmad Al-Biruni (atau Al-Biruni), Ghiyath Al-Din Abu’l Fath Umar Ibn Ibrahim Al-Khayyami (atau Umar Khayyam), dan Muhammad Ibn Muhammad Ibn Al-Hasan Al-Tusi (atau Al-Tusi).
Dalam sistem bilangan desimal yang kita kenal sekarang, bilangan nol adalah sumbangan Al-Khwarizmi. Kata “zero” untuk mengatakan nol tidak lain berasal dari bahasa Arab “sifr”. Kata “sifr” mengalami perubahan secara terus menerus, yaitu cipher, zipher, zephirum, zenero, cinero, dan banyak lagi lainnya sampai menjadi zero. Kata “aljabar” tidak lain diambil dari nama kitab matematika “Al–Kitab al-mukhtashar fi hisab al-jabr wa al-muqabalah” karya Al-Khwarizmi. Kata “algoritma” atau “logaritma” diambil dari nama Al-Khwarizmi. Kata “Al-Khwarizmi” mengalami perubahan ke versi Latin menjadi “algorismi”, “algorism”, dan akhirnya menjadi “algorithm”.
Pada sekitar abad 8 dan 9 Masehi, ilmu pengetahuan yang paling disukai umat Islam adalah matematika dan astronomi. Aritmetika dipelajari oleh matematikawan muslim untuk menghitung warisan dan pembuatan kalender Islam. Matematika atau geografi astronomi diperlukan untuk menentukan arah kiblat. Astronomi juga diperlukan untuk penentuan awal shalat, awal dan akhir puasa Ramadhan, serta hari raya umat Islam. Pengetahuan mengenai posisi bintang sangat membantu dalam mengatur petunjuk perjalanan untuk menunaikan ibadah haji. Bahkan, kaum muslimin menjelang abad 9 terkenal sebagai pengembang observatorium.
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa bahasa yang digunakan dalam matematika adalah bahasa simbol. Simbol dalam matematika akan bermakna ketika suatu konteks dikaitkan kepadanya. Simbol dalam matematika merupakan hasil abstraksi dari dunia nyata. Dengan demikian, suatu simbol sebenarnya mewakili suatu objek baik objek nyata maupun objek abstrak yang bersifat ide. Objek yang diwakili suatu simbol tidak selamanya harus ditampilkan dalam bentuk konkretnya, tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk semikonkret, bentuk visualisasi, atau bentuk gambarnya.
Ketika suatu bahasa simbol ditemukan tanpa diikuti objek yang diwakili, maka seseorang dapat memahami sesuai objek yang dia berikan meskipun objek tersebut berbeda dengan objek sebenarnya yang diwakili oleh simbol tersebut. Penentuan objek pada suatu simbol sangat tergantung pada konteks atau sudut pandang atau bahkan tingkat imajinasi orang yang membacanya. Tingkat imajinasi akan mempengaruhi variasi objek yang dikaitkan dengan simbol dan akhirnya juga mempengaruhi visualisasi dari simbol tersebut.
Berikut ini akan diberikan contoh bagaimana memaknai bahasa simbol
x = 3
yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran dan analogi dalam khasanah pemikiran Islam, khususnya dalam memahami Al-Qur’an.
Pertama, ketika menemukan simbol x = 3, seseorang mungkin tidak dapat membacanya. Dia dapat melihatnya, tetapi tidak dapat mengejanya. Dia tidak mengetahui bentuk-bentuk yang tertulis dalam simbol tersebut. Jelas, orang ini tidak akan dapat memberikan makna pada simbol tersebut.
Kedua, ketika menemukan simbol x = 3, seseorang mungkin dapat membacanya, tetapi tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin disampaikan simbol x = 3 tersebut. Dia mengetahui bentuk-bentuk yang tertulis dalam simbol tersebut. Dia tahu huruf x, tanda =, dan angka 3, tetapi tidak mengerti x apa dan 3 apa. Jelas, orang ini juga tidak akan dapat memberikan makna pada simbol tersebut.
Ketiga, ketika menemukan simbol x = 3, seseorang mungkin dapat membacanya, dan mulai mengaitkan objek-objek pada bentuk-bentuk yang tertulis dalam simbol tersebut. Dia mulai mengerti, dalam sudut pandang dan imajinasinya, bahwa ada objek yang sama dengan 3. Entah objek apa dan 3 dalam satuan apa saja. Simbol “=” dapat dimaknainya harga, jumlah, atau lainnya. Pada level ini, selain dapat memaknai, seseorang umumnya dapat memberikan visualisasi.
Seseorang yang berpikir matematis geometris dapat mengatakan x = 3 sebagai suatu titik pada garis bilangan real (R). Orang ini hanya dapat mengatakannya sebagai titik. Dia tidak dapat memaknai lebih dari itu, karena imajinasinya hanya pada dimensi satu, yaitu R. Seseorang yang imajinasinya lebih tinggi dari dimensi satu (R), yakni pada dimensi dua (R2), tidak hanya dapat memaknai sebagai titik, tetapi juga dapat memaknainya sebagai garis sejajar sumbu Y yang melalui titik (3,0).
Seseorang yang imajinasinya lebih tinggi dari dimensi dua (R2), yakni pada dimensi tiga (R3), tidak hanya dapat memaknai sebagai titik dan garis, tetapi juga dapat memaknainya sebagai bidang sejajar sumbu Y dan sumbu Zyang melalui titik (5,0,0).
Dalam matematika, level imajinasi tidak hanya terbatas pada dimensi tiga, tetapi masih ada dimensi empat, lima, bahkan dimensi takhingga. Jadi, semakin tinggi imajinasi seseorang, maka semakin kompleks visualisasi yang dapat dibuatnya terhadap suatu simbol. Visualisasi itu sendiri masih memerlukan pemaknaan tersendiri. Pertanyaan mengenai apa yang dikehendaki simbol itu, akan berimplikasi pada pertanyaan apa yang ada di balik visualisasi itu. Pemahaman pada visualisasi pada akhirnya merupakan pemahaman pada simbol.
Ilustrasi pemaknaan terhadap simbol x = 3 secara matematis geometris ini akan dianalogikan terhadap penafsiran QS Al-Fajr ayat 3. Perhatikan QS Al-Fajr ayat 1-3 berikut.
Artinya: Demi fajar, Dan demi malam yang 10. Dan demi yang genap dan yang ganjil.
Ada apa dengan malam yang 10? Ada apa dengan bilangan genap dan ganjil? Mengapa Allah sampai bersumpah demi yang genap dan yang ganjil? Marilah kita lihat bagaimana penafsiran yang ada mengenai QS Al-Fajr ayat 3.
Dalam tafsir Jalalain, kata “syaf’i” hanya diartikan sebagai “berpasangan” dan kata “watr” diartikan sebagai “sendirian” tanpa penjelasan lebih detail. Dalam tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Qurthubi terdapat banyak penafsiran pada kata “syaf’i” dan kata “watr” di antaranya
a. sebagai hari arafah (tanggal 9) dan hari nahar (tanggal 10) bulan Dzul Hijjah.
b. sebagai shalat shubuh (2 rakaat) dan shalat maghrib (3 rakaat), atau bahkan shalat fardhu keseluruhan. Ada yang berraka’at genap dan berraka’at ganjil.
c. sebagai sumpah Allah SWT atas makhluk dan Dia sendiri. Syaf’i adalah makhluk dan yang witr adalah Allah SWT. Allah SWT adalah witr, ganjil, yaitu wahid (satu) sedangkan makhluk adalah syaf’i atau berpasangan. Ada langit dan bumi, ada darat dan laut, barat dan timur, baik dan jelek, pahit dan manis, tinggi dan pendek, dan lainnya. Semua ciptaan Allah SWT adalah berpasangan sebagaimana disebutkan dalam QS Adz-Dzariyat ayat 49.
Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.
Sekarang kita akan melihat bagaimana kemungkinan seseorang akan memaknai dan memahami ayat tersebut secara matematis geometris.
Pertama, seseorang tidak dapat membacanya. Jelas orang ini tidak dapat memahaminya. Kedua, seseorang dapat membacanya, tetapi tidak paham arti kata dalam bahasa tersebut. Orang ini juga tidak dapat memahaminya. Ketiga, seseorang dapat membacanya dan mengerti arti kata dalam bahasa tersebut. Orang ini mulai mengaitkan kata syaf’i dan watr dengan objek tertentu. Seperti pada tafsir yang telah ada, mungkin dikaitkan dengan objek nyata seperti bilangan, tanggal, dan jumlah raka’at, atau bahkan objek abstrak lainnya. Pada level imajinasi tertentu, seseorang akan menemukan visualisasi QS Al-Fajr ayat 3. Visualisasi yang dibuat berbentuk segitiga sama sisi dengan angka 1 di puncak segitiga dan angka 2 bagian bawah. Visualisai ini kemudian memerlukan pemaknaan. Segitiga sama sisi tersebut dapat dipandang sebagai tanda panah yang menunjuk ke atas. Seakan panah tersebut mengatakan, dari bawah ke atas, dari 2 menuju 1, bukan dari 1 menuju 2. Pemaknaan ini sesuai dengan QS Al-Fajr ayat 3 yang menyebut genap lebih dahulu, baru yang ganjil. Mengapa genap dulu baru ganjil? Jika kemudian genap ditafsirkan “makhluk” yang diciptakan “berpasangan” dan ganjil ditafsirkan “khaliq” yang “tunggal/ganjil”, maka diperoleh makna bahwa untuk menuju yang ganjil, yang satu, yang wahid, yaitu Allah SWT maka mulailah dengan mengenal yang genap, yang berpasangan, yaitu makhluk (alam semesta dan isinya). Pemaknaan ini sesuai dengan QS Adz-Dzariyat ayat 49 yang menyatakan bahwa segala yang berpasangan adalah sarana untuk mengingat kekuasaan Allah SWT. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan bahwa “berpikirlah tentang ciptaan Allah SWT, jangan berpikir tentang dzat Allah SWT”. Artinya, bahwa untuk mengenal Allah SWT sarananya adalah dengan mengenal dan mempelajari ciptaan-Nya, yaitu dengan mengenal dan mempelajari alam semesta. Lalu mengapa segitiga sama sisi, bukan yang lain? Pertama perlu diingat kembali stempel kenabian Muhammad SAW yang memuat bangun segitiga sama sisi. Kedua, segitiga sama sisi menunjukkan keseimbangan dalam ukuran. Segala ciptaan Allah SWT adalah seimbang, teratur, dan disusun serapi-rapinya. Perhatikan QS Al-Mulk ayat 3.
Artinya: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Demikianlah salah satu penafsiran Al-Qur’an menggunakan pendekatan matematis geometris, yang tidak bertentangan dengan tafsir-tafsir yang telah ada baik di dalam tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, maupun Al-Qurthubi. Bahkan pendekatan matematis ini memberikan penjelasan yang lebih dalam.
Al-Qur’an dan Penciptaan Bumi dan Alam Semesta
ALLAH telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran. Ya, kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi. Sekadar referensi sebelum baca thread ini pembaca bisa mengambil al-quran untuk melihat isi dan kandungannya. Mudah-mudahan ilmu ini berguna bagi kita semua.
Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini saya mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud. Tulisan ini saya ambil dari berbagai sumber. jika ada kemiripan isi mohon dimaklumi.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM….
Annaziat ayat 27 :
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”
Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Annaziat ayat 28 :
:”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Annaziat ayat 29 :
”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”
Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan malam.
Annaziat ayat 30 :
”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)”
Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangea di permukaan Bumi.
Annaziat ayat 31 :
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (31)”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Annaziat ayat 32 :
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”
Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :
”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.
Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama kedepannya nanti.
Hikmah apa yang bisa petik?
1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:
”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya. Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.
2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.
3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam hidup ini.
Sekian pengkajian penciptaan bumi dan langut berdasarkan Al quran ini kita bahas. Mohon maaf atas segala kekurangannya. Segala yang benar datangnya dari ALLAH SWT dan segala yang salah datang dari saya pribadi.
Al-Qur’an dan Kesehatan
Al-Baqarah ayat 35 (2:35)
Dan kami berfirman,:Wahai Adam! Tinggalah engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbaggai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim
Al-Baqarah ayat 168 (2:168)
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
Al-Baqarah ayat 172 (2:172)
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada nya.
Al-Baqarah ayat 172 (2:173)
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama)selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkan nya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Al-Maidah ayat 3 (5:3)
Diharamkan bagimu (mamakan) bangkai, darah, daging babi dan daging ) hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.
Al-Maidah ayat 88 (5:88)
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu berikan kepada Nya.
Al-An’am ayat 145 (6 : 145)
Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi, karena semua itu kotor atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barang siapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang
Yunus ayat 57 (10:57)
Wahai manusia! Sungguh telah, datang kepadamu pelajaran Al-Quran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.
Ar-Rad ayat 11(13:11)
Baginya manusia ada malaikat yang selalu menjaganya bergiliranm dari depan dan belakang nya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah diri meraka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia
An-Nahl ayat 115 (16:115)
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan (menyebut nama)selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkan nya dan tidak pula melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Al-Isra ayat 26-27 (17:26-27)
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan; dan janganlah kamu menghambu-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhanmu
Al-Isra ayat 82(17:82)
Dan kami turunkan Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (al-Quran) hanya akan menambah kerugian
Taha ayat 81 (20 : 81)
Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang talah Kami berikan kepadamu dan janganlah melampaui batas, yang menyababkan kemukaan-Ku menimpamu. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku maka sungguh binasalah dia.
Az-Zariyat ayat 19 (51:19)
Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta
‘Abasa ayat 24 (80:24)
Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya
Al-Qur’an dan Biologi
Surah Anbiya ayat 30 :
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu itu hidup.maka mengapakah mereka tidak juga beriman.
· An-nur 45 :
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di antara perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu
· Al-insan 2 :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dngan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
· Shad 71-72 :
(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. maka apabila telah ku sempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersjud kepadanya.
Keanekaragaman & klasifikasi
· An-nur 45 :
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di antara perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yamg dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu
· Thaaha 53 :
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan, maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhanyang bermacam-macam
· Al-hajj 5 :
…dan kami lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah
Reproduksi/berpasang-pasangan
· Asy-syu,ara 11 :
(Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha melihat
· Al-hijr 22 :
Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpangnya
·Yasin 36 :
Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui
Zoologi invertebrata
· Al-Syu’ara 29 :
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang ia sebarkan pada keduanya.dan dia maha kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya
· Al-ankabut 41 :
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui
Zoologi vertebrata
Al-mulk 19 :
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara)selain yang maha pemurah.sesungguhnya DIa Maha melihat segala sesuatu
Tingkah laku hewan
· An-nahal 68 :
Dan Tuhanmu mewahyukankan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
Indra (kulit)
· An-Nisaa 56 :
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana
Holtikultura
· Al-hajj 5 :
…dan kami lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah
· Al-nahal 65 :
Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu di hidupkan-Nya bumi sesudah matinya.sesungguhnya paa yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)
TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA
Dalam al-quran surat Al-Fath ayat 11 yang artinya:
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia itu dari tanah dan keturunannya diciptakan dari airmani atau sel sperma dan ovum yang bertemu untuk membentuk zygote, kemudian menjadi embrio dan akhirnya menjadi janin dan lahirlah manusia-manusia baru yang akan menjadi khalifah di bumi ini.
Sedang dalam surat Al-Mukmin ayat 67-68 yang artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia.
Penjelasan: Bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari air manimenjadikannya janin kemudian berkembang menjadi dewasa. Dan ada suatu saat dimana manusia akan mati . Dan semua itu sangat mudah bagi Allah SWT untuk melakukan yang demikian.
PENCIPTAAN MAKHLUK HIDUP (TUMBUHAN)
Dalam Al-quran surat Yasin ayat 33 yang artinya:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan.
Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menghidupkan bumi yang dulunya mati dengan berbagai kehidupan di dalamnya yang mengisi bumi. Dan Allah SWT telah menciptakan kehidupan dan makhluk hidup di dalamnya sebagai rahmat dan anugerah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satunya dalam hal memperoleh bahan makanan.
Surat Az-Zumar ayat 21 artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menurunkan air dari langit dan menjadikannya sumber-sumber air di bumi dan ditumbuhkan berbagai jenis tanaman-tanaman yang bermacam-macam. Dan itu sebetulnya adalah rahmat dan anugerah yang besar bagi manusia yang memiliki akal untuk melihatnya sebagai bentuk keadilan dan kasih saying Allah kepada umatNya.
TENTANG AIR HUJAN
Al-quran surat Al-Fathir ayat 9 artinya:
Dan Allah, dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (Al-Fathir:9)
Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menciptakan air hujan dimana air hujan dalah tanda bangkitnya awal kehidupan bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup di bumi dan berkembang.
Surat Al-Fathir ayat 27 yang artinya :
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menurunkan hujan di bumi ini dan menghasilkan bermacam-macam tumbuhan dan buah-buahan yang hidup karena turunnya air hujan yang diberikan Allah di bumi ini sehinnga terjadilah bermacam-macam kehidupan.
TENTANG MACAM-MACAM HEWAN
Al-quran surat Al-Fathir ayat 28 yang artinya:
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama [1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Penjelasan: Dan diantara para manusia dan binatang-binatang yang bermacam-macam yang telah diciptakan Allah, yang patuh hanyalah ‘ulama’ atau orang-orang yang benar-benar mengetahui dan mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
SUMBER MAKANAN DARI TUMBUHAN
Dalam surat Yassin ayat 34-35 yang artinya:
Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air,
Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
Penjelasan: Dan telah Allah ciptakan beberapa mata air yang subur yang di dalamnya terdapat berbagai tumbuhan dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi manusia untuk bertahan hidup di bumi. Dan sudah seharusnya manusia harus bersyukur atas nikmat Allah yang sangat besar kepada umat manusia di bumi.
ZOOLOGI DA INVERTEBRATA
Al-Syu’ara 29 :
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang ia sebarkan pada keduanya.dan dia maha kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya
Al-ankabut 41 :
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui
Al-Qur’a dan Geografi
Al-Qur’an Surah Al-An’ām : 96
ﻔَﺎِﻟﻖُﺍَﻹْﺼْﺑَﺎﺡِﻮَﺠَﻌَﻞَﺍَﻠَََّﻳْﻞَﺴَﻛَﻧًﺎﻮَﺍَﻠﺸََََََََََّﻤْﺲَﻮَﺍْﻠﻘَﻣَﺮَﺣُﺴْﺑَﺎﻧًﺎۚﺬَٰﻠِﻚَﺘَﻘْﺪِﻴْﺮُﺍَﻠْﻌَِﺰﻴِِِِِْﺰ ﺍْﻠﻌَﻠِﻴﻢََََ
Artinya :
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui”
Telaah Tafsir
Tafsir Al Azhar (1)
Surat al-An’am yang berarti Surat yang dinamai “Binatang Ternak”,
adalah Surat 6 dalam susunan Mushhaf. Dia diturunkan di Makkah. Ada 6 (enam) susunan Surat sampai Surat al-An’am dalam al-Qur’an, dan baru ada dua yang diturunkan di Makkah, yaitu yang pertama al-Fatihah dan yang kedua adalah Surat al-An’am ini. Surat-surat yang empat sebelumnya, yaitu al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, dan al-Maidah, yang keempatnya itu diturunkan di Madinah.
adalah Surat 6 dalam susunan Mushhaf. Dia diturunkan di Makkah. Ada 6 (enam) susunan Surat sampai Surat al-An’am dalam al-Qur’an, dan baru ada dua yang diturunkan di Makkah, yaitu yang pertama al-Fatihah dan yang kedua adalah Surat al-An’am ini. Surat-surat yang empat sebelumnya, yaitu al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, dan al-Maidah, yang keempatnya itu diturunkan di Madinah.
Abu Ishaq al-Asfaraini berkata : “Sesungguhnya di dalam Surat al-An’am terdapatlah tiang-tiang pokok Akidah Tauhid.” Menurut riwayat yang mu’tamad, surat al-An’am ini diturunkan kepada nabi Muhammad saw sekaligus (jumlatan-wahidatan) dalam satu malam. Banyak Ulama-ulama ahli Hadis dan ahli Tafsir berpendapat demikian dan bukan seorang saja sahabat-sahabat Rasulullah saw yang menyampaikan berita yang menguatkan itu. Demikian juga Tabi’in, ath-Thabrani dan Abu ‘Ubaid menerima riwayat dari Ibnu Abbas bahwa surat ini diturunkan sekaligus. Abdullah bin Umar (sahabat) dan Mujahid beserta ‘Atha’(keduanya Tabi’in) mengatakan demikian juga. Bahkan ditambah lagi dari riwayat Abdullah bin Umar dan ‘Atha’, selain dari diturunkan sekaligus itu ialah seketika Jibril mengantarkan surat ini kepada Rasulullah, Jibril telah diiringkan oleh 70,000 malaikat. Dalam rentetan riwayat tersebut dikatakan bahwa semalam surat ini turun, penuhlah langit dunia ini oleh gemuruh suara tasbih dan tahmid malaikat-malaikat memuja Allah Ta’ala.
Apabila kelak telah kita renungkan isi tiap-tiap ayat dengan seksama, memang akan dapatlah kita terima apa yang diterangkan oleh Abu Ishaq al-Asfaraini itu, bahwa seluruh Surat ini telah menuntun dan mengisi jiwa kita dengan pokok-pokok ajaran Tauhid, pegangan Muslim siang dan malam.
Adapun ambilan nama Surat al-An’am, yang berarti “Binatang Ternak”, sebagai selalu kita katakan, bahwa nama Surat bukanlah judul dari isi Surat. Maka lantaran dalam beberapa ayat disebut urusan mengenai ternak, di ambilah nama surat al-An’am.
Tafsir Al-Azhar (2)
“Pembelah Subuh.” (pangkal ayat 96). Pada ayat ini kita disuruh memperhatikan belah atau rengkahnya buah-buahan atau biji-bijian. Dari memperhatikan yang halus itu kita dibawa sampai pada kesimpulan, bahwa Allahlah pembelah buah dan biji itu. Sekarang, setelah menekur melihat buah dan biji, kita disuruh menengadah melihat kesebelah Timur dikala malam akan berganti dengan siang. Waktu itu bernama waktu subuh, dan waktu itulah Muslim yang taat tiba saat mengerjakan shalat subuh.
Orang Islam yang taat dianjurkan memperbanyak bangun di sepertiga malam yang terakhir untuk merasai ketenangan itu, dengan melakukan shalat Tahajjud. Ketenangan malam sangat mempengaruhi jiwa seorang yang beriman, buat mendekatkan dirinya kepada Allah, dan didalam Hadis Qudsipun disebutkan bahwa Allah waktu itu mendekat ke langit pertama untuk mendengarkan munajat dan seruan hambaNya yang mengambil kesempatan dari ketenangan malam.
Disebut disini sifat Allah yang Aziz, yang gagah, berwibawa, berlaku hukumnya dengan sangat kuat, tidak ada yang dapat melampaui untuk dapat mengetahui betapa tepatnya nama Allah yang Aziz. Sebelumnya perhatikanlah terlebih dahulu kekayaan Allah yang amat penting itu dan pelajari betapa besarnya. Berapa besar bulan danberapa beratnya? Berapa besar bumi dan berapa beratnya, dan berapa pula besar matahari dan berapa beratnya? Maka lihatlah ketiganya itu beredar dengan patuhnya menurut jalan yang di tentukan Allah. Hanya Allah Yang Aziz saja yang sanggup memaksakan kegagahanNya kepada seluruh cakrawala, sehingga semuanya patuh.
Teori Realitas Al-Qur’an
Salah satu yang dapat membuktikan bahwa Allah swt itu bersifat Aziz, adalah dengan rumus Al-Jami Wal-hasib.
Dengan rumus ini dapat kita simpulkan bahwa matahari dikelilingi angka 9 yaitu berupa sembilan planetnya. Dan diputari angka 9 yaitu 360 yang berarti 3+6+0=9. Jadi matahari dapat kita simpulkan dikelilingi Asma Al-Husna tercermin disana.di ufuk Barat dan Timur berawal dan berakhir jam 6, yang mana siang dimulai jam 6 berakhir jam 6 dan malam dimulai jam 6berakhir jam 6 terbit fajar, yang berarti telah tercermin ayat Al-Qur’an yang 6666 ayat. Adam diciptakan hari ke-6 yaitu Jum’at dan wafat juga hari Jum’at dan kiamat pun akan terjadi pada hari Jum’at. Maka kita juga telah melihat penciptaan manusia dan pengakhirannya sebagai gambaran amanah Al-Qur’an.
Demikian juga dengan bulan, yang bertasbih dan sujud kepada Allah dengan cara berputar mengelilingi bumi 360° dan ikut pula dengan bumi mengelilingi matahari. Kalaulah perputarannya mengelilingi bumi 360°=3+6+0=9, maka secara numerologi bulan telah bertasbih dengan Asma Al-Husna.
Timbulnya pagi dari kegelapan adalah gerakan yang bentuknya menyerupai tumbuhnya biji dan bibit. Timbulnya cahaya dalam gerakan itu adalah seperti timbulnya tunas dalam gerakan ini. Di antara keduanya terdapat kemiripan dalam gerakan, dinamika, keagungan, dan keindahan.
Di antara tumbuhnya biji dan bibit, dengan tumbuhnya pagi dan diamnya malam, terdapat satu hubungan yang lain. Karena pagi dan sore, gerak dan diam, dalam semesta ini-atau di bumi ini-memliki hubungan langsung dengan tumbuhan dan kehidupan. Ini adalah semesta yang telah di atur dengan ketentuan yang amat cermat. Pada kehidupan telah diberikan ketentuan yang demikian detail, juga tingkatan kehidupan ini dan jenisnya. Ia adalah semesta yang tidak memeberi kesempatan kepada koinsiden yang terjadi secara acak. Atau, apa yang dikatakan oleh para ilmuwan sebagai koinsiden yang tunduk kepada aturan, dan telah diperhitungkan dengan pasti sekalipun.
Telaah Didalam Ilmu Geografi
Matahari adalah titik surya terbesar atau bintang terbesar dalam susunan galaksi bimasakti yang dikelilingi oleh 9 planet dan setiap planet berputar 360° pergerakannya, dengan massa 99,9. Edaran matahari dalam setahun adalah 365 hari, dua belas bulan dan limapuluh dua minggu. Hitungan peredaran bulan 354 hari dalam setahun dan bulannya dua belas juga. Dan perjalanan itu tetap dan teratur, tidak pernah berselisih dari ketentuan falaknya, walaupun satu menit dalam 10,000 tahun. Lantaran tepatnya peredaran itu dari masa ke masa, manusia sudah boleh menghitung bilangan, jam, hari, pecan, bulan dan tahun dengan seteliti-telitinya, sehingga tercapailah ilmu Falaq dan Hisab, sehingga menjadi perhitungan itu bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berakal.
Sedangkan bulan adalah satelit dari bumi yang mana ia memantulkan sinar pada malam hari yang bersumber dari pantulan cahaya matahari yang menimpa permukaannya.
Frank Allen, seorang biolog berkata tentang timbulnya kehidupan, “kesesuaian bumi sebagai tempat hidup dalam pelbagai bentuknya, tidak mungkin ditafsirkan berdasarkan konsep koinsidens atau acak. Karena bumi adalah bola yang tergantung di angkasa dan berputar pada porosnya yang disebut rotasi bumi. Dengan perputarannya itu, maka terjadilah siang dan malam. Bumi mengelilingi matahari satu kali setiap tahun yang disebut revolusi bumi. Dengan itu, maka terjadilah pergantian musim, yang pada gilirannya akan menyebabkan bertambahnya luas bagian dari bumi kita yang dapat didiami. Bumi ini diselimuti oleh lapisan gas yang mencakup gas yang dibutuhkan untuk hidup yang disebut atmosfer. Gas itu mengelilingi seputar bumi hingga ketinggian yang jauh (lebih dari 500 mil). Ketebalan gas ini demikian padatnya. Sehingga ia dapat menghalangi sampai jutaan meteor yang dapat membunuh penghuni bumi setiap harinya, yang bergerak dalam kecepatan tiga puluh mil per detik. Lapisan gas yang mengelilingi bumi menjaga tingkatan panas bumi dalam batas-batas yang sesuai bagi kehidupan. Ia juga membawa uap air dari lautan ke jarak yang jauh di benua. Sehingga, terjadilah hujan lebat di atas daratan yang dapat menumbuhkan tanah setelah tanah itu gersang tak diisi kehidupan. Hujan juga sumber air tawar. Seandainya tak ada hujan, niscaya seluruh permukaan bumi ini menjadi padang pasir yang kering,yang kosong dari seluruh tanda kehidupan. Disini kita melihat bahwa udara dan lautan yang terdapat di permukaan bumi mencerminkan perangkat penyeimbang alam.”
Bukti-bukti “ilmiah” bertambah banyak di hadapan mereka dan menyatu untuk menunjukkan kelemahan teori konsiden secara total dalam menafsirkan asal mula kehidupan. Sehingga, yang tersisa hanyalah adanya pengaturan Allah Yang Maha Mengetahui, yang menetapkan segala aturan bagi ciptaan-Nya dan memberikan petunjuk-Nya. Dia yang telah menciptakan segala sesuatu serta memberikan ketentuan-ketentuan pasti bagi ciptaan-Nya itu.
Ayat-ayat Penunjang
QS. Fushsilat : 53
ﺴَﻨُِﺮﻴْﻬِﻡْﺀَﺍﻳٰﺗِﻧَﺎﻓِﻰﺍْﻷَﻓَﺎِﻖﻭَﻓِﻰﺃَﻨْﻔُﺳِﻬِﻢْ ﺣَﺗﻰﱠﻴَﺘَﺒَﻴﱠﻦَﻠَﻬُﻢْﺃَﻧﱠﮫُﺍْﻠﺤَﻖﱞۗﺃﻮَﻠَﻡْﻳَﻜِْﻒﺒِﺮَﺑٌِﻚَﺃَﻨﱠﮫ٬ُﻋَﻠٰﻰﻜُﻞٌٌِﺷَﻰْﺀٍ ﺸَﻬِﻴْﺪ
Artinya :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan Kami di segenap ufuk (tempat terbit tenggelam matahari)) dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.”
QS. Al-Hajj : 18
ٲَﻠَﻢْﺗَﺮَﺃَﻥﱠﺍﷲَﻴَﺴْﺨُﺩُﻠَﻪُﻣَﻦْﻓِﻰﺍﻠﺳﱠﻤٰﻮَﺖِﻮَﻤَﻦْﻓِﻰﺍْﻷَﺮِْﺾﻮَﺍﻠﺷﱠﻤْﺲُﻮَﺍْﻠﻘﻣَﺮَ
ﻮَﺍﻠﻧﱞﺠُﻮْﻢُﻮَﺍْﻠﺠِﺑَﺎﻞُﻮَﺍﻠﺷﱠﺠَﺮُﻮﺍﻠﺪﻮَﺍﺐﱞﻮَﻜَﺛِﻴْﺮُﻤِّﻦَﺍﻠﻨﱠﺎﺱَََِِِ
Artinya :
“Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya sujud kepada Allah siapa-siapa yang berada dan siapa-siapa yang berada di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, binatang yang melata, dan banyak dari manusia.”
QS. An-Nur : 41
ٲﻠﻢْﺘَﺮَﺃَﻦﺍﷲَﻴُﺴَﺒِّﺢُﻠَﮫُ٫ﻤَﻦْﻓِﻰﺍﻠﺴَّﻤٰﻮٰﺖِﻮَِﺍَْﻷَﺮِْﺾِﻮَﺁﻠﻄﻳﺭﺼﻔﺖﻜﻞﻗﺪﻋﻠﻢﺼﻼﺗﮫﻮﺘﺴﺒﻴﺤﮫﻮﺍﷲﻋﻠﻳﻢﺒﻤﺎﻴﻔﻌﻠﻮﻦ
Artinya :
“ tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
QS. Ibrahim : 33
ﻮَﺴَﺧّﺭَﻠَﻜُﻢُﺍﻠﺷّﻤْﺱَﻮَﺍْﻠﻘَﻤَﺮَﺪَﺍ ﺑَﻴْﻥِۖ ﻮَﺴَﺧّﺮَﻠَﻜُﻢُﺁَﻠﻳْﻞَﻮَﺁﻠﻧّﻬَﺎﺮَ
Artinya :
“ dan dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah Menundukkan bagimu malam dan siang.”
0 Comments:
Post a Comment